Teks foto:

Tulisan Jawi: Warisan Budaya Melayu yang Membentuk Identitas Linguistik Indonesia

Nurhidayat, SE
Nurhidayat, SE

Reporter

Ditulis oleh : Imam khumaini (202405011)

Mahasiswa ISNJ Bengkalis, Hukum Ekonomi Syariah

Tulisan Jawi merupakan aksara Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan Bahasa Melayu. Sebagai salah satu bentuk sistem tulisan tertua di Nusantara, Jawi bukan sekadar sarana komunikasi, tetapi juga simbol identitas budaya dan intelektual masyarakat Melayu. Aksara ini pernah berjaya di wilayah yang kini mencakup Indonesia, Malaysia, Brunei, dan sebagian Thailand Selatan.

Sejak abad ke-13, setelah Islam mulai berkembang di kepulauan Nusantara, Tulisan Jawi menjadi instrumen penting dalam penyebaran agama dan ilmu pengetahuan. Banyak kitab keagamaan, hukum Islam, dan karya sastra klasik ditulis menggunakan Jawi. Naskah-naskah tersebut tidak hanya memperkaya khazanah literasi Nusantara, tetapi juga mencerminkan bagaimana masyarakat Melayu membangun tradisi tulis yang kuat.

Di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir Sumatra, Kalimantan, dan beberapa daerah Sulawesi, Tulisan Jawi digunakan secara luas hingga awal abad ke-20. Surat-surat kerajaan, perjanjian dagang, dan dokumen hukum pun banyak yang ditulis dalam aksara ini. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum kedatangan kolonialisme Eropa dan masuknya aksara Latin, Tulisan Jawi telah menjadi medium utama literasi masyarakat.

Peran Jawi dalam pembentukan identitas linguistik Indonesia dapat dilihat dari bagaimana ia mewakili transisi budaya dari tradisi lisan ke tradisi tulis. Ia mengajarkan generasi awal Nusantara tentang pentingnya dokumentasi, pendidikan, dan pengetahuan tertulis. Bahkan, beberapa kosakata Bahasa Indonesia hari ini berasal dari pengaruh tulisan dan ejaan Jawi yang kemudian diadaptasi ke dalam sistem Latin.

Sayangnya, keberadaan Jawi mulai terpinggirkan sejak kolonial Belanda memperkenalkan pendidikan beraksara Latin secara luas. Aksara Latin akhirnya menjadi sistem tulis dominan, sementara Jawi perlahan-lahan menghilang dari penggunaan umum.

Meski demikian, jejak Jawi masih dapat ditemukan dalam naskah kuno, manuskrip Melayu klasik, dan pelajaran budaya lokal di beberapa wilayah Indonesia. Di era modern, Tulisan Jawi layak untuk direvitalisasi sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan sejarah literasi bangsa. Ia bukan hanya warisan masyarakat Melayu, tetapi juga bagian dari sejarah panjang Bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini.


Tim Redaksi

Syahrul Nizam, S.Pd. I
Syahrul Nizam, S.Pd. I

Editor

Nurhidayat, SE
Nurhidayat, SE

Fotografer

Berita Lainnya