Teks foto:

Peranan Bahasa Melayu dan Tulisan Jawi dalam Penyebaran Islam dan Bahasa Indonesia

Muhammad Kazar, A.Md
Muhammad Kazar, A.Md

Reporter

Masuknya Islam ke Nusantara membawa perubahan besar tidak hanya dalam aspek spiritual masyarakat, tetapi juga dalam ranah bahasa dan budaya tulis. Sejak abad ke-13, para pedagang dan ulama dari Arab, Gujarat, dan Persia menjadikan bahasa Melayu sebagai medium utama dalam berdakwah dan berdagang. Bahasa Melayu dipilih karena telah dikenal luas sebagai lingua franca di wilayah kepulauan, sehingga mudah diterima oleh berbagai etnis di Nusantara.

Untuk mendukung penyebaran ajaran Islam secara tertulis, digunakanlah tulisan Jawi—yaitu sistem penulisan huruf Arab yang telah disesuaikan dengan fonetik bahasa Melayu. Tulisan ini memungkinkan para ulama menyusun kitab-kitab keagamaan, hikayat moral, dan syair-syair dakwah dalam bahasa yang dapat dibaca dan dipahami oleh masyarakat lokal. Contoh-contoh karya seperti Hikayat Nabi Muhammad, Kitab Akhlak, dan Syair Siti Zubaidah memperlihatkan perpaduan antara nilai Islam dan budaya Melayu dalam bentuk tertulis.

Bahasa Melayu yang digunakan dalam dakwah Islam kemudian menyerap banyak kosakata Arab, terutama istilah-istilah religius, seperti tauhid, shalat, zakat, iman, dan doa. Kosakata ini tetap digunakan hingga hari ini dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, penyebaran Islam melalui bahasa Melayu berperan langsung dalam memperkaya dan membentuk struktur bahasa Indonesia yang kita kenal sekarang.

Tulisan Jawi, dalam konteks ini, bukan hanya alat tulis, tetapi juga simbol penguat identitas Islam-Melayu yang menyebar secara luas. Ia menjadi sarana komunikasi resmi di lingkungan istana, pesantren, dan komunitas dagang. Peranan strategis bahasa Melayu dan aksara Jawi dalam menyampaikan pesan keagamaan, hukum, dan nilai-nilai moral menjadikannya sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi literasi di Nusantara.

Ketika bangsa Indonesia memilih bahasa persatuan, bahasa Melayu menjadi pilihan karena sejarah panjangnya dalam menyatukan berbagai suku dan kepentingan. Oleh karena itu, tulisan Jawi dan bahasa Melayu tidak hanya berjasa dalam penyebaran Islam, tetapi juga turut membuka jalan bagi lahirnya bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

Dengan memahami sejarah ini, kita dapat menghargai betapa besar kontribusi bahasa Melayu dan tulisan Jawi dalam membentuk wajah budaya, agama, dan bahasa Indonesia yang plural namun tetap bersatu.

Ditulis oleh : Nordiana (202401062)

Mahasiswa ISNJ Bengkalis, Jurusan Akuntansi Syariah


Tim Redaksi

Syahrul Nizam, S.Pd. I
Syahrul Nizam, S.Pd. I

Editor

Nurhidayat, SE
Nurhidayat, SE

Fotografer

Berita Lainnya