Teks foto:

Revitalisasi Tulisan Jawi dalam Era Modern: Peluang, Tantangan, dan Hubungannya dengan Bahasa Indonesia

Nurhidayat, SE
Nurhidayat, SE

Reporter

Ditulis oleh : Muhammad Kazar (202401035)

Mahasiswa ISNJ Bengkalis, Jurusan Akuntansi Syariah

Tulisan Jawi adalah sistem aksara Arab yang diadaptasi untuk menuliskan Bahasa Melayu. Dahulu, tulisan ini menjadi medium utama dalam penyebaran agama, sastra, hukum, hingga administrasi kerajaan di wilayah Melayu-Nusantara. Meskipun kini dominasi aksara Latin telah menggantikan perannya, upaya revitalisasi Tulisan Jawi di era modern menunjukkan bahwa warisan ini belum benar-benar hilang. Justru, di tengah kesadaran budaya yang meningkat, muncul peluang untuk menghidupkan kembali Jawi sebagai bagian dari identitas linguistik bangsa.

Salah satu peluang utama dalam revitalisasi Jawi adalah dukungan dari komunitas budaya, pesantren, dan lembaga pendidikan yang mulai mengenalkan kembali aksara ini dalam kurikulum lokal atau kegiatan literasi tradisional. Di beberapa daerah seperti Aceh, Riau, dan Kalimantan Selatan, Jawi masih diajarkan sebagai warisan budaya. Bahkan, di dunia digital, muncul platform daring dan media sosial yang menyediakan materi pembelajaran aksara Jawi secara interaktif.

Namun, upaya ini tentu tidak tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah keterputusan generasi muda dengan bentuk tulisan ini. Kebanyakan anak muda lebih akrab dengan aksara Latin dan teknologi digital berbasis huruf-huruf modern. Selain itu, keterbatasan sumber daya seperti guru yang mampu mengajarkan Jawi, minimnya bahan ajar, dan belum adanya dukungan kebijakan pemerintah secara nasional turut menghambat proses revitalisasi.

Meski begitu, hubungan historis antara Jawi dan Bahasa Indonesia tak bisa diabaikan. Banyak kosakata dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu Klasik yang ditulis dalam Jawi. Selain itu, Jawi menjadi jejak nyata literasi awal yang melandasi proses pembentukan bahasa nasional. Dengan kata lain, memahami Jawi adalah memahami akar dan perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri.

Revitalisasi Tulisan Jawi tidak harus berarti menggantikan aksara Latin, melainkan memperkaya pemahaman kita terhadap sejarah bahasa dan budaya. Di era modern ini, pelestarian aksara tradisional seperti Jawi menjadi bagian dari upaya memperkuat identitas bangsa dan memperluas kesadaran multikultural masyarakat Indonesia.


Tim Redaksi

Jepi Trisna Levia SE
Jepi Trisna Levia SE

Editor

Sari Delfa Ihsanni, S.S.T
Sari Delfa Ihsanni, S.S.T

Fotografer

Berita Lainnya