Sejarah desa Pedekik tidak terlepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia khususnya yang terjadi di Pulau Bengkalis. .

Tulisan Jawi: Akar Tradisi Literasi di Nusantara dan Hubungannya dengan Bahasa Indonesia

Syahrul Nizam, S.Pd. I
Reporter
Tulisan Jawi adalah sistem tulisan yang menggunakan huruf Arab dengan beberapa penyesuaian fonetik untuk menuliskan bahasa Melayu. Tulisan ini telah digunakan sejak abad ke-14, dan menjadi salah satu alat utama dalam menyebarkan ilmu pengetahuan, agama, hukum, serta budaya di dunia Melayu, termasuk wilayah Nusantara. Keberadaan tulisan Jawi bukan sekadar sebagai media tulis-menulis, tetapi merupakan bagian integral dari peradaban Melayu yang mempengaruhi perkembangan literasi masyarakat lokal sebelum datangnya pengaruh kolonial Barat.
Pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, seperti Kesultanan Aceh, Demak, Johor, dan Kesultanan Melayu lainnya, tulisan Jawi digunakan secara luas dalam administrasi, pendidikan, dan penyebaran agama. Kitab-kitab keislaman yang berbahasa Melayu ditulis dalam huruf Jawi dan digunakan sebagai bahan ajar di pesantren dan madrasah tradisional. Surat-surat resmi kerajaan dan perjanjian dagang pun kerap ditulis dalam Jawi, menandakan bahwa sistem ini sangat penting dalam sistem komunikasi dan dokumentasi masa itu.
Pengaruh tulisan Jawi terhadap bahasa Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, banyak kosakata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, yang diserap melalui bahasa Melayu klasik yang ditulis dalam Jawi. Kata-kata seperti akhlak, iman, zakat, ilmu, dan banyak lainnya menunjukkan jejak kuat dari perpaduan antara tradisi Islam dan bahasa lokal yang terwadahi oleh Jawi.
Kedua, dari sisi struktur kalimat dan gaya bahasa, teks-teks Melayu klasik yang ditulis dalam Jawi memiliki pengaruh terhadap bentuk narasi dan ekspresi dalam bahasa Indonesia, terutama dalam ranah sastra dan keagamaan. Teks seperti Hikayat Hang Tuah, Taj al-Salatin, dan berbagai syair keagamaan menjadi bukti konkret betapa tulisan Jawi menjadi alat utama dalam pengembangan tradisi tulis yang hidup di kalangan masyarakat Melayu dan Nusantara.
Selain itu, tulisan Jawi juga turut memperkuat identitas kebudayaan Melayu yang menjadi salah satu pondasi dalam pembentukan bahasa Indonesia. Ketika Indonesia merumuskan bahasa persatuan, bahasa Melayu menjadi pilihan utama karena sifatnya yang sudah dikenal luas, bersifat inklusif, dan relatif mudah dipelajari oleh berbagai suku. Oleh karena itu, warisan-literasi seperti tulisan Jawi, meskipun tidak lagi digunakan secara luas, tetap memiliki peran historis dan simbolik dalam pembentukan bahasa Indonesia.
Di era modern ini, meskipun tulisan Jawi sudah mulai tergeser oleh huruf Latin, berbagai upaya pelestarian dilakukan, baik di Malaysia, Brunei, maupun sebagian wilayah Indonesia. Pengajaran Jawi di sekolah-sekolah Islam, digitalisasi naskah-naskah klasik, dan penelitian akademik menjadi bagian dari gerakan menjaga warisan ini agar tidak punah.
Dengan memahami tulisan Jawi sebagai bagian dari sejarah literasi Nusantara, kita juga memahami bagaimana bahasa Indonesia terbentuk tidak dalam kekosongan, melainkan sebagai hasil proses panjang akulturasi budaya, agama, dan bahasa. Tulisan Jawi menjadi saksi hidup dari proses itu—menghubungkan masa lalu dengan masa kini dalam perjalanan kebahasaan bangsa Indonesia.
Ditulis oleh : M. Suhail Alvari Fauzan (202401027)
Mahasiswa ISNJ Bengkalis, Jurusan Akuntansi Syariah

Berita Lainnya
Masuknya Islam ke Nusantara membawa perubahan besar tidak hanya dalam aspek spiritual masyarakat, tetapi juga dalam ranah bah.
BENGKALIS, DISPARBUDPORA - Sebanyak 30 Orang Tokoh Seni dan Kebudayaan yang tersebar di Negeri Junjungan, lakukan Pelatihan K.
DISPARBUDPORA, RUPAT UTARA - Festival Budaya Mandi Safar yang terletak di Kecamatan Rupat Utara telah menjadi salah satu anda.
BENGKALIS- DISPARBUDPORA, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten .